Rabu, 29 Februari 2012

Diatas Tumpukan Dosaku, ku berharap Cinta-Mu untukku kan terus mengalir

Semoga cinta-Nya terus mengalir menggerus tumpukan dosaku
mengikis habis maksiyatku pada-Nya

meski kadang kuberfikir...
PANTASKAH AKU di AMPUNI???
tapi ku tak putus asa tuk terus mengemis ampunan dari-Mu
mengemis kasih dari Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.....

Bahagia hati atas Kabar berita dari-Mu:

Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (TQS az-Zumar [39]: 53).

Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu (TQS al-A’raf [7]: 157).


Baginda Rasulpun pernah Mengabarkan kebesaran Cinta-Mu & luasnya ampunan-Mu

“Siapa saja yang bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, maka Allah mengharamkan neraka atas dirinya.” (HR Muslim).


Sabda Baginda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits qudsi berbunyi,

“Allah SWT berfirman: “Siapa saja yang datang membawa kebajikan, bagi dirinya pahala sepuluh kali lipat atau lebih banyak. Siapa saja yang datang membawa keburukan, maka balasan keburukan itu adalah keburukan yang serupa atau Aku ampuni.” (HR Muslim).

Rasulullah SAW pernah bersabda pula, “Allah telah menjadikan rahmat-Nya menjadi seratus bagian. Allah menetapkan rahmat itu tetap di sisi-Nya sebanyak 99 bagian dan menurunkan rahmat itu ke bumi satu bagian saja. Dengan sebab satu bagian itu berbagai makhluk bisa saling menyayangi…”

Dalam riwayat lain dinyatakan, “Sesungguhnya Allah SWT memiliki seratus rahmat. Satu di antaranya diturunkan di tengah-tengah jin, manusia, binatang…” (HR Mutaffaq ‘alaih).

Dalam hadits lain juga dinyatakan, “Allah SWT memiliki seratus rahmat. Satu rahmat di antaranya menjadikan berbagai makhluk menyayangi satu sama lain, sementara 99 rahmat (diberikan) pada Hari Kiamat.” (HR Muslim).


Sebagaimana rahmat Allah SWT begitu luas, demikian pula ampunan-Nya. Dalam hal ini, Rasulullah SAW bersabda, “Demi jiwaku yang berada di tangan-Nya. Seandainya kalian tidak berbuat dosa, Allah pasti melenyapkan kalian, lalu mendatangkan kaum yang lain yang berbuat dosa, kemudian mereka meminta ampunan kepada Allah, lalu Allah pun mengampuni mereka.” (HR Muslim).
Menurut Ibn Malik, hadits ini tidak berarti mendorong manusia untuk berbuat dosa, tetapi untuk meluaskan dada sebagian sahabat Nabi SAW yang merasa sempit karena begitu besarnya rasa takut mereka akan dosa-dosa mereka hingga sebagian mereka ada yang lari ke puncak-puncak gunung untuk fokus hanya beribadah dan sebagian lain menjauhi (tidak mau menikahi) kaum wanita (Muhammad bin ‘Allan, Dalil al-Falihin, II/265). Intinya, hadits ini menyadarkan kita betapa luasnya ampunan Allah SWT sehingga mendorong kita untuk selalu berharap ampunan-Nya tanpa harus berputus-asa.

Begitu luasnya ampunan Allah SWT, juga tergambar dalam sabda Baginda Rasulullah SAW yang berbunyi,
“Sesungguhnya Allah senantiasa membentangkan tangan-Nya sepanjang malam untuk mengampuni para pendosa pada siang harinya; Allah pun membentangkan tangan-Nya sepanjang siang untuk mengampuni para pendosa pada waktu malamnya; (hal ini berlangsung) hingga matahari terbit dari tempat terbenamnya.” (HR Muslim).

Semoga kita tak meremehkan keluasan Cinta-Nya....
Mohon Ampulah...
Bertaubatlah dengan sebenar-benar taubat....


DAN JANGAN PERNAH TERLINTAS TUK PERMAINKAN CINTANYA...
(mengentengkan dosa, bermain-main dengan taubat)

karena Alloh swt Maha Tahu akan apa yang ada didalam hati kita....


cacatan:

Syarat-syarat Taubat:

memohon ampunan kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh (dengan banyak ber-istighfar).
menyesal dengan penyesalan yang mendalam.
bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa yang pernah dilakukan rela menerima hukuman (jika terkait dosa besar seperti mencuri, berzina, membunuh, dll).
meminta maaf  dan mengembalikan hak (jika terkait dosa kepada-atau melanggar hak-orang lain).
(dambacinta.blogspot.com)

**terkait hukuman, maka dalam hal ini hanya KHALIFAH dalam institusi KHILAFAH yang sah menurut Islam dalam melaksanakannya.

0 komentar:

Posting Komentar