Jumat, 28 September 2012

Perjuangan, Konsekwensi dan Harapan diatas Janji dari Sang Pemilik Janji yang PASTI

Onak duri dan lubang-lubang menghampar...
Jangan biarkan kisahmu terdampar...
Jangan biarkan langkahmu menjadi gengtar...

Tidakkah kau lihat buih-buih di atas lautan,
atau bingtang-bintang di langit yang tak terbilang...

Namun,
tak ada yang mampu menyingkap kegelapan...
Selain matahari dan rembulan...

Begitulah,
begitulah mutiara tetaplah mutiara,
walau berada diantara hipokritas yang coba bungkam nurani...
Disaksikan sunyi disemangatkan kesedihan...

Lalu,
DIHIBUR DALAM JANJI SANG PEMILIK
WAKTU DAN BUMI...

"Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, 'Kami telah beriman,’ sedang mereka belum diuji? Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” 
(QS. Al-'Ankabuut: 2-3)

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan berkuasa orang-orang sebelum mereka, dan sungguh Dia akan meneguhkan (memberikan kemapanan) agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka.” 
(QS. An-Nuur; 55)

Sanggupkah diri melewati uji...
Sanggupkah diri memegang bara ini...

Berharap,
Tak hanya kuat memegang Panji-panji Tauhid dengan genggaman tangan...
tapi juga kuat menjaga Tauhid dalam hati...


Dari Anas Ra. berkata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Akan datang pada manusia suatu zaman saat itu orang yang berpegang teguh (sabar) di antara mereka kepada agamanya laksana orang yang memegang bara api. (HR. Tirmidzi).
(by: may & miau)

Rayuan ‘Ideologis’ Aktivis Gombal

Ini kisah nggak begitu penting, tentang sepasang ikhwan-akhwat yang baru saja merampungkan pesta pernikahan. Tak sabar, rasanya ingin mengusir tamu-tamu supaya pulang cepat. Maklumlah, pengantin baru kan katanya jadi raja-ratu sehari.
Pasangan ini menikah cukup muda, si ikhwan 24 tahun 9 bulan 10 hari, sedangkan si akhwat 23 tahun 11 bulan 29 hari. Ketemunya juga di kampus, saat sama-sama aktif di Rohis. Si Ikhwan yang ketua BKIM dan si akhwat sekretarisnya, karena mungkin sering bertemu, maka berlakulah pepatah jerman ‘witing tresno jalaran saka nggelibet’ (kalo nggak tahu artinya, silahkan di terjemahkan di google). Nggak ada makcomblang, si ikhwan memang terbilang gentlemen, dia menerapkan prinsip BKKBN alias Biar Kecil-Kecil Berani Nikah.
Setelah tamu-tamu pada pulang dan jam dinding di rumah menunjukkan pukul 22.15 WIB, maka kedua pasangan itu pun masuk ke kamar yang sudah dihias sedemikian rupa, bak istana sebuah kerajaan. Maka terjadilah komunikasi yang shy-shy cat alias malu-malu kucing antara keduanya, harap maklum.

Suami: Hemmm.. Ning, alhamdulillah ya akhirnya aku bisa memiliki dirimu. Makanya, mulai malam ini, aku ingin kita melakukan kontrak politik...
Istri: Kontrak politik? Maksud akang apaan?
Suami: Iya, aku pingin mulai malam ini kita menandatangani kontrak politik, sebagai tanda kalo hati kita telah berkoalisi, sehingga jangan ada dusta diantara koalisi ini...
Istri: yee.., akang.. Ning kira apaan..
Suami: Oiya Ning, sebenarnya selain aku telah memberimu mahar, aku sudah menyediakan hadiah khusus. Kalo tadi pas akad nikah disebutkan maharnya “uang sekian-kian, seperangkat alat sholat...”. Nah sebenarnya ada yang kurang.
Istri: Koq kurang? Lha terus..?
Suami: Ning, aku masih menyimpan dua emas untuk mu, Ning..
Istri: Oihya...? wahh... surprize banget dunk..
Suami: Iya dua emas itu adalah, emas yang pertama adalah Mas Bejo alias suamimu tercinta ini, dan emas yang kedua adalah Emas yang masih ada di freeport... hehehe
Istri: Hohoho... koq emas yang di freeport sih?
Suami: khan emas freeport itu milik rakyat, yang sekarang dikusai oleh Amrik, sementara negara dan rakyat ini hanya dapat ampasnya doang... nah kita kan rakyat, iya nggak sih?
Istri: Hemm.. iya Kang betul.. betul.. betul J
Suami: Oiya, tahu nggak apa bedanya emas freeport dengan diri Neng?
Istri: Eh si Akang, pertanyaannya ada-ada aja deh... hemm, apa ya?
Suami: Ada banyak sebenarnya perbedaannya, tapi Akang cuman contohin satu aja. Kalo emas freeport semakin digali makin abis, tapi kalo dirimu semakin “digali”, malah semakin beranak-pinak... wkwkwkwk..
Istri: Ih, akang baru sehari udah ngegombal...

Begitulah, sepasang pengantin baru itu menikmati malam pertamanya dengan mencairkan suasana. Biasalah, ice breaking. Kebiasaan si Ikhwan ngisi training di kampus, suka ngasih ice breaking, akhirnya terbawa juga di malam hari itu.
Setelah berbincang cukup lama, mereka berdua ambil wudhu dan masuk ke ruang mushola keluarga ....

Suami: Ning, sebelum kita sholat sunnah dan sebelum aku berdoa di ubun2 mu, sebagaimana lazimnya pengantin baru. Aku mau minta maaf. Maafkan aku ya ning, baru sekarang aku bisa jujur, klo slama taaruf aku belum pernah cerita. Maukah kau memaafkan aku Ning?
Istri: Astagfirullah.. emang akang salah apaan?
Suami: Iya Ning, aku salah, aku tidak jujur bahwa sebenarnya dirimu adalah tulang rusukku yang hilang... xixixix
Istri: ah, akang bisa aja... kirain apaan?

Usai sholat dan berdoa, mereka merapikan perangkat sholat.. sambil berjalan menuju ke kamar ...

Istri: Kang, emang akang tadi habis doain aku, koq doa lagi.. doanya lama banget, emang akang doa apaan?
Suami: Owhh itu, Ning mau tahu gimana doa akang tadi?
Istri: Iya dong, khan tadi aku nanya...
Suami: Aku tadi berdoa begini “Ya Allah, jangan jadikan aku dari golongan orang-orang yang garing, yang tak pernah bisa bercanda dengan keluargaku... ”
 “Ya Allah, jadikanlah orang-orang yang membaca kisah kurang penting ini, baik yang pengantin baru maupun pengantin yang tidak baru.. kalo mereka suami, jadikanlah suami yang bukan hanya pulang membawa uang untuk beli beras dan sebongkah emas berlian (karena memang mereka bukan bang thoyib), tapi pulang ke rumah juga membawa seutas senyum untuk keluarganya. Kalo mereka para istri, jadikanlah mereka istri yang tak hanya bisa menyediakan teh manis, tapi senyum paling manis dihadirkan untuk keluarganya.”.
Suami-Istri: Amiinnn...

(tulisan ini bkn bemaksud apa2, kcuali didedikasikan untuk (calon)/ suami-istri agar supaya tak pernah lelah sejenak saja saling “berbagi” di tengah kesibukannya sehari-hari bekerja, dan sekaligus berdakwah bergelut bersama umat. Jangan ada yang merasa tersinggung dengan tulisan ini, apalagi sampe lempar uang ke saya. Jangan juga ada yang menganggap ini serius, karena ini hanya sekedar tulisan ringan, pengantar anda untuk bercanda bersama keluarga. Selamat berbahagia )(by: Lucky Rouf)

Rasa itu, dulu, kini dan nanti

Ada yang kurang saat dirimu tak di sisiku
Padahal dulu ku tak merasa itu
Kini tanpamu ku rasakan bimbang
Bagai malam tanpa hiasan bintang
Hadirmu berikan ku kehangatan
Bagai matahari yang cahayanya hangatkan

Padahal dulu ku tak merasa itu
Siapa dirimu pun ku tak tau
Wajahmu pun tak pernah ada di ingatanku
Namun kini saat kau tak di sisiku
Bayangmu selalu hadir temaniku
Dalam akalku juga kalbuku

Kusyukuri pertemuanku denganmu
Dalam ijab kabul yang menghalalkanku untukmu
Ku sah sebagai istrimu, duhai suamiku...
Ijinkan aku mengenalmu dan mengingatmu slalu..

Saat kau pergi kutitipkan dirimu kepada Tuhanku
Agar ia selalu menjaga dan melindungimu
Agar ia selalu menolongmu
Dalam  dakwah dan juangmu...

Ada selaksa rindu saat kau pergi meninggalkanku
Ada debar bahagia saat kau kembali kesisiku
Kini kurasakan itu...
Mabuk cinta mungkin begitu...
Ah..tak apa karena itu semua sudah halal bagiku..

Biarlah rasa itu ada kini hingga nanti
Rasa itu ada karenaNya yang meridhoi
Yang menumbuhkan cinta di antara kita, ialah Tuhan
Yang mempertemukan dan memisahkan kita dalam kebaikan
Biarlah rasa itu ada kini hingga nanti
Hingga kita dipertemukan kembali di surgaNya yang abadi

Ya Allah, ya Tuhan kami... berkahilah pernikahan kami
Himpunkanlah kami dalam kebaikan
Karuniakanlah kepada kami
Keturunan yang menyenangkan hati
Pembuka rahmat dan menjadi dambaan umat
Kelak menjadi generasi yang taat syariat
Generasi sholih dan sholihah
Pejuang Syariah dan Khilafah

(Suroso Tansaliman dan Khoirunnisa Syahidah)

Kamis, 27 September 2012

Jika Cinta Menodai Taqwa

Jika ia tlah tak sanggup tuk bersama,
Jika ia telah merasa perih mengarungi semua,
Jika sinergi udah tak lagi bisa dipertahankan,
Jika hari-hari penuh dengan kepenatan,
Jika LUKA tak sempat terobati dan bahkan makin menganga...
Jika Cinta sudah dikalahkan oleh ego semata...
Jika Taqwa tlah ternoda oleh keangkuhan jiwa...
lalu dengan alasan apa Aku harus mempertahankan semua...

ampuni Hamba ya Rabb...
hampa tak ingin menghancurkan...
hamba tak ingin ada keterpaksaan....
hamba tak ingin ada luka yang terus menganga...

Hamba hanya ingin semua berjalan diatas Syariah-Mu...
Hamba hanya ingin keTulusan tanpa keterpaksaan...
Hamba hanya ingin kelak tak sesal saat hari Perhitungan...

Ampuni Hamba atas semua noktah yang pernah terpercik...
Ampuni Hamba atas sayatan maksiyat yang sempat melukai Cinta...
Ampuni Hamba atas Kerapuhan yang pernah meruntuhkan Ketaqwaan...

Meski hamba malu tuk berharap ampunan...
meski hamba tak pantas tuk dimaafkan...
meski hamba tak layak keSurga-Mu...

tapi Sungguh hamba kan terus berharap Ridha-Mu...
berharap keluasan Cinta-Mu...
berharap kemurahan Ampunan-Mu...
di Atas Cinta yang pernah Ternoda...
(by: miauberusahabangkit)

Jumat, 14 September 2012

Antara Nikah dan Pacaran

galaunya yang sudah nikah itu romantis
galaunya yang pacaran itu miris

manjanya pasangan yang nikah itu imut-imut
manjanya yang pacaran itu amit-amit

mesranya yang sudah nikah itu Subhanallah!
mesranya yang pacaran itu haram jadah!

adu pandangan yang sudah nikah itu nikmat
pandang pacar iru maksiat

rayuan diantara suami istri itu karunia
rayuan pacar itu bencana

gombalnya suami itu puitis
puisinya pacar itu gombalis

ucap sayang sambil kecup kening istri itu manis
begituan sama pacar itu najis

So...
Segeralah BUANG PACARMU PADA TEMPATNYA...
dan carilah pasangan yang gak mau di pacarin
tapi maunya di nikahin...

SPAKAT...!?
(diolah dr: Felix Siauw)