Kamis, 09 Februari 2012

Di Balik Setiap Ulama Besar Selalu Ada Isteri yang "SO SWEET"......

Di balik setiap ulama besar, selalu ada isteri yang salehah. Berkata Imam Abdul Wahab bin ' Ali Al-Sya'rani (w. 973H) dalam kitabnya bertajuk "Lataif Al-Minan Wal-Akhlaq fi Wujubit-Tahadduts bi Ni'matillah 'Ala Al-Itlaq" :

Di antara berbagai nikmat anugerah Allah kepadaku adalah  Allah menjadikan keempat istriku (yaitu Zainab, Halimah, Fatimah dan Ummu Hasan binti Syeikh Madyan) istri-istri yang sangat saleh. Ini nikmat yang sangat besar bagiku. Andai ini bukan sebuah nikmat besar, niscaya Allah tidak akan mengingatkan nikmat ini kepada Nabi Zakaria dengan firman-Nya, “Dan Kami salehkan istrinya.” (Qs Al Anbiya [21]:9).

Tanda kesalehan mereka antara lain: mereka tidak pernah walau hanya sekejap duduk dalam keadaan junub, tidak pernah menunda shalat kecuali karena haidh, nifas atau lupa, dan tidak pernah meninggalkan tahajjud.

Yang paling rajin beribadah di antara mereka adalah Fatimah dan Puteri Syeikh Madyan. Fatimah sering kali bertahajjud di belakangku. Aku membaca seperempat Al Qur'an pada rakaat pertama, ia tetap tidak meninggalkanku. Kecuali jika anaknya terbangun atau menangis. Sementara Puteri Syeikh Madyan, ia tidak pernah terlewatkan shalat tahajjud pada sepertiga malam, baik pada musim dingin ataupun musim panas.

Salah satu tanda kesalehan mereka yang lain adalah mereka tidak pernah membebankanku untuk membeli sesuatu kecuali apabila mereka tengah sakit. Dalam sehat, mereka bersamaku bergantung kepada kebaikan Allah Swt.

Tanda kesalehan Fatimah, ia tidak mau menerima pemberian manusia jika aku telah menolaknya. Puteri Khas-Bek pernah memberiku 10 Dinar, tapi aku menolak pemberiannya. Aku berkata, “Aku tidak menerima hadiah dari wanita.”  Ia lalu memberikannya kepada Fatimah, isteriku, namun ia juga menolaknya.

Begitu juga yang terjadi pada isteri Abu Bakar Daudi. Apabila aku menolak hadiahnya, ia memberikan hadiah itu kepada Fatimah. Isteriku menolak dengan berkata, “Kami tidak menerima pemberian wanita. Begitu juga suamiku.” Hal ini sesuatu yang jarang sekali dapat  kau lihat pada istri-istri ulama lainnya.

Istri-istriku selalu menolong diriku dalam perbuatan baik. Mereka mengingatkanku untuk bersedekah dan melakukan kedermawanan lainnya. Jika aku tidak menemukan sesuatu yang dapat diberikan kepada orang yang memerlukan, mereka membantuku dengan pakaian atau perhiasan mereka sendiri. Mereka melakukannya dengan ikhlas, terutama Ummu Abdurahman, Fatimah. Semoga Allah meridhainya dan membangkitkanku bersamanya di akhirat nanti.

~catatan seorang teman~

0 komentar:

Posting Komentar