Selasa, 29 Juni 2021

Fitnah yang maha dahsyat bahayanya

Doakan kami agar tetap Istiqomah di Jalan Alloh... aamiin

Oleh: Ustaz Arifin Ilham

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh....

Lelaki gagah itu mengayunkan pedangnya menebas tubuh demi tubuh pasukan romawi. Ia adalah dulunya termasuk dari Tabi’in (270 H) yang hafal Al Quran. Namanya adalah sebaik-baik nama, ‘Abdah bin ‘Abdurrahiim. Keimanannya tak diragukan.

Adakah bandingannya di dunia ini seorang Mujahid nan hafal Al Quran, terkenal akan keilmuannya, kezuhudannya, ibadahnya, puasa daudnya serta ketaqwaan dan keimanannya…???

Namun tak dinyana, akhir hayatnya, mati dalam kemurtadan dan hilang semua isi Alquran dalam hafalannya, melainkan 2 ayat saja yang tersisa.

Ayat apakah itu?? Apakah penyebabnya..??

Inilah kisahnya:

Pedangnya masih berkilat-kilat memantul cahaya mentari yang panas di tengah padang pasir yang gersang. Masih segar berlumur merahnya darah orang romawi. Ia hantarkan orang romawi itu ke neraka dengan pedangnya.

Tak disangka pula, nantinya dirinyapun dihantar ke neraka oleh seorang wanita Romawi. Bukan dengan pedang melainkan dengan Asmara.

Kaum muslimin sedang mengepung kampung romawi. Tiba-tiba mata ‘Abdah tertuju kepada seorang wanita romawi di dalam benteng. Kecantikan dan pesona wanita pirang itu begitu dahsyat mengobrak-abrik hatinya. Dia lupa bahwa tak seorangpun dijamin tak lolos su’ul khotimah.

Tak tahan, iapun mengirimkan surat cinta kepada wanita itu. Isinya kurang lebih: “Adinda, bagaimana caranya agar aku bisa sampai ke pangkuanmu?” Perempuan itu menjawab: “Kakanda, masuklah agama nashrani, maka aku jadi milikmu".

Syahwat telah memenuhi relung hati ‘Abdah sampai-sampai ia menjadi lupa beriman, tuli peringatan, dan buta Al Quran. Hatinya terbangun tembok anti-hidayah.

Khotamallaahu ‘ala qulubihim wa’ala sam’ihim wa’ala abshorihim ghisyawah… Astaghfirullah, ma’adzallah.

Pesona wanita itu telah mampu mengubur imannya di dasar samudera. Demi tubuh cantik nan fana itu, ia rela tinggalkan Islam. Ia rela murtad.

Menikahlah dia di dalam benteng. Kaum Muslimin yang menyaksikan ini sangat terguncang. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang hafidz yang hatinya dipenuhi Alquran meninggalkan Allah Ta'ala dan menjadi hamba salib?

Ketika dibujuk untuk taubat, ia tak bisa. Ketika ditanyakan kepadanya, “Dimana Al Quran mu yang dulu???” Ia menjawab, “Aku telah lupa semua isi Alquran kecuali 2 ayat saja yaitu :

 رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْ كَانُوا مُسْلِمِينَ

“Orang-orang yang kafir itu seringkali (nanti di akhirat) menginginkan, kiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang-orang Muslim."

 ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوا وَيُلْهِهِمُ الْأَمَلُ ۖفَسَوْفَ يَعْلَمُونَ

“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka).” (QS. Al Hijr: 2-3)

Seolah ayat ini adalah hujjah untuk dirinya, kutukan sekaligus peringatan Allah Ta'ala yang terakhir, namun tak digubrisnya. Dan ia bahagia hidup berlimpah harta dan keturunan bersama kaum nashrani. Dalam keadaan seperti itulah dia sampai mati. Mati dalam keadaan MURTAD.

Ya Allah, seorang hafidz nan mujahid saja bisa Kau angkat nikmat imannya berbalik murtad jika sudah ditetapkan murtad. Apalagi hamba yang banyak cacat ini. Tak punya amal andalan.

Saudaraku, doakan aku dan aku doakan pula kalian agar Allah Ta'ala lindungi kita dari fitnah wanita dan fitnah dunia serta dihindarkan dari ketetapan yang buruk di akhir hayat. 

ماتركت بعدي فتنة اضر على الرجال من النساء،  الحديث

“Tidaklah aku tinggalkan setelahku fitnah yang maha dahsyat bahayanya bagi lelaki kecuali fitnah wanita.” (Muttafaq ‘alaih)."

Rabu, 20 Januari 2021

Senandung Ta'aruf

Sebelumnya aku tak mengenalmu
Sama, engkau juga begitu
Karenaya, kutakkan berikan cintaku
Hingga saatnya waktu
Rabb, meridhoi niat suci itu

Aku menjelajah, tentangmu
Ku renungi biodatamu
Kabar dari murabbi dan kerabatmu
Teman-teman dakwah dan mu'amalahmu
Jadi referensiku

Wahai akhi,
Ku coba selalu menjaga
Jernihnya padangan hatiku
Tentangmu,
Netralkan diri, tanpa mendekte illahi
Ta'aruf tidaklah pasti
JADI,

Wahai akhi, 
Apakah engkau takdirku?
Biarlah Allah yang menyibak tabir itu
Dalam shalat malam dan istikharah cintaku

Hingga saatnya waktu
Aku dan kamu tak ragu
Untuk bersatu,

Inilah jalan syar'i
Dalam senandung ta'aruf yang kita jalani
Semoga Allah selalu meridhoi
Aamiin ...

By: Cicik Rahayu
19 Januari 2021

Senin, 18 Januari 2021

Menjahit Cinta

Bicara soal cinta memang gak ada habisnya, ada aja ceritanya. Sadar mau tidak dalam berumah tangga tak bisa dipungkiri cinta itu ritmenya fluktuatif, kadang naik kadang turun. Disinilah kita butuh yang namanya introspeksi. Apakah cinta itu butuh disemai, direfresh, atau mungkin udah saatnya dijahit. 

Nah, disinilah kita butuh sejenak merenungi. Bisa jadi saat ini cinta yg kita miliki sedang banyak sobeknya, bolong-bolong karena mungkin kurang perawatan dan kurang hati-hati menjaganya. 

Menjahit Cinta
Terus gimana kalau udah tahu bahwa cinta sedang mengalami luka, sobek atau bolong. Ya tentu jawabannya ya "Di Jahit". 

lah jahitnya gimana? ya jangan tanya saya karena karakter cinta masing-masing dari keluarga kita pasti punya ciri khas masalah atau sobeknya sendiri-sendiri. Jadi ya silahkan di analisis spt apa karakter sobeknya, lalu segera jahitlah sesuai dengan tingkat sobeknya. 

Udah gitu dulu aja ya sob. Celoteh aku pagi ini. 
By: Damba Cinta

***Kisah ini terinspirasi dr anak saya yg umur 5 th, pagi2 minta jahitin bajunya yg bolong.🤭