Ngelihat judulnya aja udah puyeng. tapi gak apalah kan cuma tulisan beda kalo udah menjadi kenyataan. karena selama ini saya sudah beberapa kali menemui kenyataanya. yaitu PACARAN yang berlogo TA'ARUF. loh kok bisa...?! ya bisa aja dong namanya aja manusia yang "berakal" (*pinter ngakal-ngakali).
hal ini saya pernah temui baik di facebook(*lagi Chat sama siapa tuch?), di SMS (*afwan smsnya privasi jangan ngelihat ya?!), maupun di telpon (*nelpon akhwat kok pake sembunyi-sembunyi segala). ini bukan su'udzon low tapi ini kenyataan yang tidak sengaja saya temui langsung dikalangan aktifis(*gak usah sebut merk). kejadian-kejadian ini mungkin dianggap biasa dikarenakan pemahamannya yang masih kurang. tapi akan menjadi LUAR BIASA jika hal ini menimpa kalangan aktivis Dakwah.
Ambil contoh di FB atau SMS dari beberapa aktivis Dakwah yang lagi error. Berawal dari Sapaan dari lawan jenis yang mungkin awalnya biasa aja tapi lama kelamaan..ruarr...biasa....serrr..serrr....serrr...maka muncullah yang namanya DDA alias debar-debar asmara. Meskipun dalam mengekspresikannya agak sedikit beda ama remaja umumnya. Kalo remaja umumnya langsung kenalan, terus janjian dan jadian deh dalam ikatan bernama pacaran. Kalo aktivis Dakwah? Kalo untuk pacaran secara terang-terangan kayaknya jarang ada. Mungkin mereka malu. Tapi kalo yang dikamuflase dengan istilah “Ta'aruf” kayaknya banyak deh. Ini juga sering dianggap sebagai pembenaran atas aktivitas yang dilakoninya. Halah!
Kata-kata berbau islami pun terus digencarkan meskipun cuma tahu kata ” Akhi ” dan ” Ukhti “, tak masalah yang penting kan keren, membuat siapapun terpesona. Kalo udah ta’arufan semua pun akan serasa menjadi halal. Cara mengekspresikannya macam-macam, antara lain:
Weits..pengekangan pun dimulai. Kok gini ya, padahal bukan suami istri. Aduh akhi..aduh ukhti..
Sungguh terrrrrrrlalu…Ta'aruf itu gak salah lho, yang salah itu yang sok perhatian atas nama Ta'aruf. parahnya mengatas namakan ta’aruf agar serasa semuanya jadi halal.
Ta’aruf model gini hanya merubah nama pacaran saja ke gaya islami. Biar kelihatanya tetap dalam koridor islam, padahal isinya sama saja. Dengan gaya-gaya islami semua ditutupi. Tetep aja yang namanya pacaran mau diganti gaya apapun tetap akan kelihatan.
Jangan terkecoh dengan namanya ta’aruf lantas semua jadi serba dibolehkan, apalagi yang merasa ta’aruf di dunia maya atau lewat Hp. Karna merasa gak pernah ketemuan atau gak pernah khalwat karna berhijabkan dunia maya dan Ponsel.
” Ukhti, semenjak saya baca status-status ukhti, entah kenapa saya semakin merasa ukhtilah orangnya. Maukah anti ta’aruf dengan saya ? bila cocok, insyaallah saya akan mengkhitbah anti “
” Bila cocok “ kata ini kok begitu rancu yaa. Artinya ta’aruf di facebook ini seperti gak ada gunanya. Emang gak ada gunanya ta’aruf model gini di facebook. Kalo ternyata dalam perjalanan perFacebookan, dia gak cocok dengan kamu. Dia akan meninggalkanmu. Udah buang waktu, buang pulsa pula buat hal yang gak pasti. Ehh..tapi gak tahu juga kalo ternyata kamu menikmati kesenangan yang gak pasti itu juga.
Memang fitrahnya wanita lemah sekali dengan rayuan, apalagi kalo ada embel-embel ta’aruf dan khitbah. Langsung kena tembak. Jadi sepertinya kata-kata ” Yuk Ta’aruf ” bisa disandingkan dengan ” Yuk Pacaran”. Iya apa iya ??
Ingatlah sahabat, ta’aruf lah secara syar’i. Jangan lah kata-kata islami dijadikan peng ‘halal’ an pacaran. Gak ada tuh di ta’aruf atau yang udah dilamar pake acara manja-manjaan atau cinta-cintaan sebelum menikah. Yang kayak gini hanyalah penimbul fitnah dan tetep tergolong dengan makna pacaran. Waspadalah...!!!
semoga kita semua selalu bisa terjaga dan dijaga oleh-Nya dari Jurang-jurang kemaksiatan....Amin...
hal ini saya pernah temui baik di facebook(*lagi Chat sama siapa tuch?), di SMS (*afwan smsnya privasi jangan ngelihat ya?!), maupun di telpon (*nelpon akhwat kok pake sembunyi-sembunyi segala). ini bukan su'udzon low tapi ini kenyataan yang tidak sengaja saya temui langsung dikalangan aktifis(*gak usah sebut merk). kejadian-kejadian ini mungkin dianggap biasa dikarenakan pemahamannya yang masih kurang. tapi akan menjadi LUAR BIASA jika hal ini menimpa kalangan aktivis Dakwah.
Ambil contoh di FB atau SMS dari beberapa aktivis Dakwah yang lagi error. Berawal dari Sapaan dari lawan jenis yang mungkin awalnya biasa aja tapi lama kelamaan..ruarr...biasa....serrr..serrr....serrr...maka muncullah yang namanya DDA alias debar-debar asmara. Meskipun dalam mengekspresikannya agak sedikit beda ama remaja umumnya. Kalo remaja umumnya langsung kenalan, terus janjian dan jadian deh dalam ikatan bernama pacaran. Kalo aktivis Dakwah? Kalo untuk pacaran secara terang-terangan kayaknya jarang ada. Mungkin mereka malu. Tapi kalo yang dikamuflase dengan istilah “Ta'aruf” kayaknya banyak deh. Ini juga sering dianggap sebagai pembenaran atas aktivitas yang dilakoninya. Halah!
Kata-kata berbau islami pun terus digencarkan meskipun cuma tahu kata ” Akhi ” dan ” Ukhti “, tak masalah yang penting kan keren, membuat siapapun terpesona. Kalo udah ta’arufan semua pun akan serasa menjadi halal. Cara mengekspresikannya macam-macam, antara lain:
- Perhatian yang lebay,
- Manja-manjaan,
- Cemburu-cemburuan pokoknya gak ada yang boleh chating/sms sama si dia
Weits..pengekangan pun dimulai. Kok gini ya, padahal bukan suami istri. Aduh akhi..aduh ukhti..
Sungguh terrrrrrrlalu…Ta'aruf itu gak salah lho, yang salah itu yang sok perhatian atas nama Ta'aruf. parahnya mengatas namakan ta’aruf agar serasa semuanya jadi halal.
Ta’aruf model gini hanya merubah nama pacaran saja ke gaya islami. Biar kelihatanya tetap dalam koridor islam, padahal isinya sama saja. Dengan gaya-gaya islami semua ditutupi. Tetep aja yang namanya pacaran mau diganti gaya apapun tetap akan kelihatan.
Jangan terkecoh dengan namanya ta’aruf lantas semua jadi serba dibolehkan, apalagi yang merasa ta’aruf di dunia maya atau lewat Hp. Karna merasa gak pernah ketemuan atau gak pernah khalwat karna berhijabkan dunia maya dan Ponsel.
” Ukhti, semenjak saya baca status-status ukhti, entah kenapa saya semakin merasa ukhtilah orangnya. Maukah anti ta’aruf dengan saya ? bila cocok, insyaallah saya akan mengkhitbah anti “
” Bila cocok “ kata ini kok begitu rancu yaa. Artinya ta’aruf di facebook ini seperti gak ada gunanya. Emang gak ada gunanya ta’aruf model gini di facebook. Kalo ternyata dalam perjalanan perFacebookan, dia gak cocok dengan kamu. Dia akan meninggalkanmu. Udah buang waktu, buang pulsa pula buat hal yang gak pasti. Ehh..tapi gak tahu juga kalo ternyata kamu menikmati kesenangan yang gak pasti itu juga.
Memang fitrahnya wanita lemah sekali dengan rayuan, apalagi kalo ada embel-embel ta’aruf dan khitbah. Langsung kena tembak. Jadi sepertinya kata-kata ” Yuk Ta’aruf ” bisa disandingkan dengan ” Yuk Pacaran”. Iya apa iya ??
Ingatlah sahabat, ta’aruf lah secara syar’i. Jangan lah kata-kata islami dijadikan peng ‘halal’ an pacaran. Gak ada tuh di ta’aruf atau yang udah dilamar pake acara manja-manjaan atau cinta-cintaan sebelum menikah. Yang kayak gini hanyalah penimbul fitnah dan tetep tergolong dengan makna pacaran. Waspadalah...!!!
semoga kita semua selalu bisa terjaga dan dijaga oleh-Nya dari Jurang-jurang kemaksiatan....Amin...
0 komentar:
Posting Komentar