Sabtu, 27 Juli 2013

Alhamdulillah.....Ternyata Isteriku Tidak Cantik

Istriku tidak cantik, standar dan biasa saja. Aku juga sadar bahwa dia tidak cantik dan kalau bersanding denganku maka aku nampak lebih rupawan dari dia. Badannya kecil ada dibawah dadaku, juga kulitnya agak hitam, lebih putih kulitku, satu lagi kakinya agak pincang, yang kanan lebih kecil sedikit daripada yang kiri. Aku menyadarinya ketika aku sudah menikahinya, namun aku sadar bahwa aku telah memilih dia dengan ikhlas dihatiku, kan aku yang memilih, bukan dia yang memaksa, dan walau istriku tidak cantik, namun aku mencintainya. Allah taburkan rasa cinta itu ketika malam pertama aku bersamanya.

Dimataku dia tetap tidak cantik, namun aku nyaman bila melihat senyumannya. Dia selalu menerima apa adanya aku, sempat aku pulang tidak bawa gaji seperti yang dijanjikan di lembar penerimaan karyawan bahwa gajiku tertera 4 juta sekian-sekian, namun karena aku selalu terlambat dan juga sering bolos lantaran mengantar si kecil ke rumah sakit dan juga si sulung ke sekolah maka hampir 40 % gajiku dipotong. Subhanallah dia tidak bersungut, malah segera bersiap menukar menu makanan dengan yang lebih sederhana dan bersikeras meminjam komputer butut kami untuk menulis artikel yang dikirimkannya ke beberapa majalah yang terkadang satu atau dua artikel ditayangkan, dan baginya itu sudah Alhamdulillah bisa menambah sambung susu anakku.

Istriku tidak cantik, namun aku ingat, banyak sekali sumber daya alam yang buruk bahkan legam dan membuat tangan kotor namun tetap dicari, diburu dan dipertahankan orang, seperti batubara. Istriku mungkin bukan emas, dia mungkin batubara, keberadaannya selalu menghangatkan hatiku dan selalu membuatku tidak merasakan resah. Aku membayangkan bila aku menyimpan batubara satu kilo dirumahku dibandingkan dengan menyimpan emas satu kilo dirumahku, maka aku tidak akan dapat berjaga semalaman bila emas yang kusimpan. Namun bila batubara yang ku simpan, aku masih punya izzah ada barang yang ku simpan yang cukup berharga, namun aku tetap dapat tidur nyenyak dengannya.

Bayangkan bila istriku sangat cantik, mungkin aku tidak akan tenang membayangkan dia ke pasar dilirik semua lelaki, membayangkan dia sms-an dengan bekas pacar-pacarnya dulu, membayangkan mungkin dia bosan padaku. Akh.. aku bersyukur istriku tidak cantik sehingga aku bisa tidur nyenyak walau banyak nyamuk sekalipun. Istriku tidak cantik, namun dia adalah istri terbaik untukku.

Pesanku: aku selalu melihat sisi baik dari istriku yang membuatku merasa sama dan nyaman dengannya. (Red/eramuslim/www.dambacinta.blogspot.com)

Rabu, 17 Juli 2013

my husband is om miau


sekedar ingin menyegarkan kembali rasa yang mungkin sudah sedikit terkikis oleh karena seringnya kita bertemu dan menjalani rutinitas kehidupan rumah tangga. sehingga tak jarang kita kurang merasakan romantisme hidup seperti saat-saat awal kita menikah.

salah satu cara yang bisa kita coba adalah dengan mengenang momen-momen indah yang pernah dilakukan bersama, seperti dengan membayangkan awal pernikahan, membayangkan kembali bagaimana saat kita khitbah....saat kita awal ijab qabul.....membayangkan saat kita pertama kali mendapat momongan dan bisa pula membayangkan saat kita bercengkrama menikmati rekreasi keluarga.

tak butuh banyak waktu untuk melakukan itu semua. hanya dengan sedikit meluangkan waktu didalam ruang hati untuk bisa membayangkan dan merasakan kenangan indah itu. menjadikannya prolog untuk menyemai kembali romantisme cinta yang mungkin agak pudar oleh rutinitas kesibukan sehari-hari. met mencoba tips saya... (miau ideologis).

Sabtu, 13 Juli 2013

KISAH USTADZ FELIX SIAUW “Nikah Modal 1,5 Juta”

Sekedar berbagi nikmat yang dikaruniakan Allah, sekaligus menguatkan Mukmin yang menikah betul-betul karena Allah..
Jangan pikir nikah itu mudah, dan jangan pikir semua indah.Justru sesudah nikah sebaliknya malah, harus lebih sabar dan istiqamah.Tapi tentu juga nggak sesulit yang dikatakan, yang jelas perlu ilmu dan keikhlasan. Saya jadi Muslim tahun 2002 dan baru 2006 menikah..Jadi 4 tahun ditempa dan bersabar sebelum menikah.. Selama 4 tahun itulah saya halqah, dakwah, dan dibebani amanah, belajar jadi pemimpin di organisasi, bersiap untuk hari depan.

Niat saya menikah di tahun 2002 setelah Muslim kandas, karena kedua orangtua merasa saya belum pantas.. Maka dari 2002 itulah saya serius menyiapkan diri bukan hanya untuk menikah, memburu ilmu menjadi seorang imam, suami dan ayah. Semua buku keteladanan Rasul sebagai suami saya lahap, juga belajar dari senior dakwah yang sudah menikah dan jadi teladan.. Alhamdulillah tidak terlalu sulit mencari pasangan hidup. Dakwah menghantarkan saya berjumpa Ummu Alila.

Dengan uang 1,5 juta di tangan berikut 5 juta hibah papi-mami, majulah saya ke jenjang pernikahan yang sudah dinanti.. Setelah menikah hasilnya luar biasa, tak terduga. 1,5 juta hanya cukup sampai 2 bulan saja.

Bulan ke-3 saya dan Ummu Alila gelandangan tunakarya.. Biasanya cari kerja begitu mudah, Allah uji saya apply kerja kemana-mana ditolak. Sampai-sampai Ummu Alila yang sudah biasa jadi guru les privat, terpaksa saya terjunkan lagi untuk apply bantu cari duit.

Walhasil, Ummu Alila yang sudah 4 tahun berpengalaman jadi guru privat, juga ditolak ketika apply di 2 perusahaan, behh... rasanya. "Ini ujian Allah", saya sampaikan pada Ummu Alila, sementara tagihan-tagihan bulanan terus berdatangan tak peduli.

Pagi pergi bawa map apply kerja sampai sore, pulang Ummu Alila menanti dan kita tetep kere..
Akhirnya pas 3.5 bulan setelah nikah menjelang lebaran, Allah memberikan jua yang dinanti-nanti, penghasilan..
Nggak tanggung-tanggung, saya jadi pedagang emas, waktu itu oktober 2006, dan emas yang saya jual emas kawin Ummu Alila.

Saya inget betul, emas kawin berupa gelang dan beberapa cincin, laku 2.3 juta kita jual di Toko Emas "Cong", Gabus, Pati Jawa Tengah. Kita jalani lagi hidup dari hasil jualan emas kawin namun justru Ummu Alila bertambah menawan

Jujur saya malu jadi suaminya Ummu Alila saat itu, nggak mampu menafkahi lahir dengan mencukupi, tapi Ummu Alila selalu menguatkan komitmen nikahnya, "ummi akan selalu mendukung dan menurut pada abi"