Kamis, 28 Maret 2013

Keluasan Cinta-Nya dalam Taubatku


Disaat diri telah hampir putus asa karena dosa yang begitu besar, kutemukan semangat untuk berusaha dan terus berusaha dalam meraih ampunan dan cinta-Nya. Alhamdulillah sekarang ku temukan jalan Cinta-Nya dalam taubat. Meski kaki sering tergelincir namun aku tak akan pernah berputus asa...kuyakin dalam 100 Dosa ada 1000 ampunan....dalam 1000 Dosa ada Sejuta Ampunan....

Rasulullah bersabda, “Sungguh, Allah lebih gembira dengan taubat hamba-Nya daripada kegembiraan salah seorang dari kalian yang menemukan ontanya yang hilang di padang pasir.” (HR.Bukhari dan Muslim).

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS.al-Baqarah: 222).

Rasulullah bersabda, “Orang yang bertaubat adalah kekasih Allah. Orang yang bertaubat atas dosanya, bagaikan orang yang tidak berdosa.”(HR.Ibnu Majah).

Rasulullah bersabda, “Allah telah berkata,’Wahai hamba-hamba-Ku, setiap kalian pasti berdosa kecuali yang Aku jaga. Maka beristighfarlah kalian kepada-Ku, niscaya kalian Aku ampuni. Dan barangsiapa yang meyakini bahwa Aku punya kemampuan untuk mengamouni dosa-dosanya, maka Aku akan mengampuninya dan Aku tidak peduli (beberapa banyak dosanya).”(HR.Ibnu Majah, Tirmidzi).

Imam Qatadah berkata,”Al-Qur’an telah menunjukkan penyakit dan obat kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa, dan obat kalian adalah istighfar.” (Kitab Ihya’Ulumiddin: 1/410).

Hudzaifah pernah berkata, “Saya adalah orang yang tajam lidah terhadap keluargaku, Wahai Rasulullah, aku takut kalau lidahku itu menyebabkan ku masuk neraka’. Rasulullah bersabda,’Dimana posisimu terhadap istighfar? Sesungguhnya, aku senantiasa beristighfar kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari semalam’.” (HR.Nasa’i, Ibnu Majah, al-Hakim dan dishahihkannya).

“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang didalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal didalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”(QS.Ali’Imran: 135-136).

Sesungguhnya syetan telah berkata,”Demi kemulian-Mu ya Allah, aku terus-menerus akan menggoda hamba-hamba-Mu selagi roh mereka ada dalam badan mereka (masih hidup). Maka Allah menimpalinya,”Dan demi kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku senantiasa mengampuni mereka selama mereka memohon ampunan (beristighfar) kepada-Ku.”(HR.Ahmad dan al-Hakim).

Minggu, 17 Maret 2013

hope of love

Dalam setiap bait doa-doa yang kulantunkan, semoga Allaah membuka pintu hatimu...
Meskipun aku tak tahu pasti apakah engkau bersedia menerimaku kembali...

Karena cintaNya aku mengenalmu...
Karena kasihNya dulu aku mulai mendekatimu...
Karena agama yang ada padamu aku mulai menyayangimu...
Namun sayang yang di damba hanyalah sayang yang mendatangkan pahala...


Biar hati terpaut karena berjuang demi agamaNya...
Biar hati saling menyayangi untuk menuju surgaNya...

Semoga kata hati yang kurasa ini bukanlah sayang yang menyeret pada dosa dan kemurkaan Allaah...

Biar bersama kita mengobati kehausan jiwa dengan secangkir air cinta dari Surga...
Bukan menjemput air timah dari neraka...


Yang aku impikan hanya kesempurnaan cintaNya..
Karena hanya begitulah tak akan ada rasa kecewa pada akhirnya...
(HA)

Jumat, 15 Maret 2013

Nantikanku di Batas Waktu

Salah satu bentuk ikhtiyar yang pasif adalah MENANTI....(bersabar menanti)
Mungkin dari kita ada yang pernah mengalaminya, yaitu menanti hari pernikahan. Ketika khitbah telah disampaikan kepada calon istri dan calon mertua dan hasilnya positif (diterima) maka langkah selanjutnya adalah menetukan hari pernikahan. menyiapkan diri dan semuanya untuk memasuki kehidupan baru yang penuh dengan tanggung jawab besar....

MENANTI, ya itulah yang akan kita alami setelah penentuan hari Pernikahan udah diputuskan. MENANTI sampai waktunya tiba.....
Mungkin nasyid ini sedikit mewakili perasaan kita saat itu:

Judulnya: Nantikanku di Batas Waktu
Munsyid : edCoustic

Lirik:
Dikedalaman hatiku tersembunyi harapan yang suci
Tak perlu engkau menyangsikan
Lewat kesalihanmu yang terukir menghiasi dirimu
Tak perlu dengan kata-kata

Sungguh walau kukelu tuk mengungkapkan perasaanku
Namun penantianmu pada diriku jangan salahkan

Reff :
Kalau memang kau pilihkan aku
Tunggu sampai aku datang nanti
Kubawa kau pergi kesyurga abadi

Kini belumlah saatnya aku membalas cintamu
Nantikanku dibatas waktu




sedikit mengenang masa lalu.....:p
kalo sekarang gue udah lolos dari proses PENANTIAN....
buat lo yang masih Jomblo ya....gue ucapin selamat menikmati PENANTIAN...
yang sabar ya.... :)

Senin, 11 Maret 2013

Aku Bukan Suami yang Sempurna



Tadi malam, dua jam lebih saya berdiskusi dengan istri tentang eksistensi seorang istri. Ternyata banyak wanita yang galau. Mereka ingin eksis, tetapi bingung. Ingin bisnis, takut. Ingin mengejar karir, waktunya tidak seleluasa para pria. Ingin fokus mendidik anak, tetapi kemudian merasa ilmu yang didapat saat kuliah sia-sia.

Banyak wanita yang salah persepsi, mengira eksistensi istri itu dilihat dari penghasilan yang mereka dapatkan. Salah kaprah ini menjadikan tugas tambahan untuk seorang istri menjadi semakin berat. Hal ini terkadang diperparah dengan suami yang sering “memalak” penghasilan istri.

Sebenarnya tugas utama istri itu begitu berat dan mulia. Apa itu? Mendukung suami menjadi lelaki yang hebat dalam karir atau bisnis sekaligus mendidik serta menyiapkan masa depan ana. Peran yang bisa dijalankannya begitu besar, ia manajer di rumah, pelatih, partner, konsultan dan pengayom bagi anggota keluarganya.

Apakah wanita tidak boleh bekerja atau berkarir? Tentu boleh, tetapi setelah tugas utamanya terselesaikan dengan sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan karir atau bisnis suaminya berkembang pesat. Anak-anaknya secara pendidikan, mental, spiritual terus tumbuh dan memiliki karakter yang kuat.

Pendidikan berkarakter bagi anak bukan hanya ditentukan prestasi akademik di sekolah, hafal doa dan ayat-ayat pendek dari Kitab Suci, dan menjadi “anak baik” saat diajak bepergian. Tetapi lebih penting dari itu, sentuhan, perhatian dan transfer attitude serta suri tauladan yang bisa dirasakan, dilihat dan didengar seorang anak, terutama dari ibunya.

Dengan tugas yang begitu berat itu, seharusnyalah ia dihormati, dijaga, dimuliakan dan dibayar sangat mahal oleh suaminya. Ia tak harus lelah bekerja, berkarir atau berbisnis. Karena bekerja bukanlah tugas utama seorang istri, maka andai ia berpenghasilan sungguh wajar apabila suami tidak berhak satu rupiahpun atas penghasilan istri. Sang suamipun harus tahu diri dan memiliki rasa malu meminta penghasilan istrinya.

Dari hasil diskusi tadi malam kami berkesimpulan, agar tak galau memang istri perlu aktivitas tambahan. Aktivitas itu tidak harus selalu bekerja, berbisnis atau sesuatu yang menghasilkan uang. Seorang istri harus diberi kesempatan dan dukungan untuk bisa berbagi dan berkontribusi sesuai dengan passionnya agar ia merasa semakin eksis dan kahadirannya di dunia memiliki arti.

Saat istri saya sudah tidur, saya merenung dan berkata dalam hati,

“Tugasmu begitu berat, mendukungku dan menemani anak-anak hingga bisa tumbuh seperti sekarang. Tetapi aku merasa penghargaanku kepadamu masih sangat kecil dibandingkan pengorbananmu. Maafkan aku istriku, ternyata aku bukan suami yang sempurna.”
(By: Jamil Azzaini)